5.10.06

treeboard

Kalau diperhatikan , media iklan luar ruang utamanya billboard, makin hari makin banyak mengisi berbagai sudut kota. Beberapa dalam ukuran yang lumayan besar. Beberapa yang lain berjajar, meski kadang tidak rapi. Lokasinya pun dipilih yang strategis. Sebagian besar titik terisi oleh brand nasional, mulai dari produk rokok, operator seluler sampai produk rumah tangga. Hingga di suatu sudut kota yang muncul hanya brand-brand tersebut, nyaris tanpa identitas lokal.
Melihat rasanya hambar, karena apa yang kita lihat seolah hanya pengulangan, reminder dari apa yang kita jumpai juga di koran, majalah, atau kita tonton di TV. (emang begitu cara kerja iklan.. hehe). Jadi apa yang kita lihat di Jogja, bisa saja kita lihat di kota lain.
Otonomi daerah memang memacu tiap daerah untuk mendapatkan pemasukan sebesar-besarnya, termasuk lewat pajak iklan tersebut. Kompensasipun biasanya hanya berupa papan himbauan (yang ukurannya tidak seberapa) dengan pesan yang tidak begitu persuasif. Mungkin perlu pemikiran lebih lanjut tentang kompensasi ini, baik melalui papan himbauan yang lebih menyentuh, lebih provokatif, atau mungkin lebih jauh lagi kompensasi terhadap lingkungan sekitarnya. Misalnya ya.. tiap titik billboard harus disertai dengan pohon setinggi billboard tersebut, atau luasan hijau seluas billboard tersebut. Jadi kalau pohonnya belum gedhe, ya artinya billboardnya gak boleh gedhe... lebih hijau, lebih bermanfaat bagi orang banyak.

No comments: