5.9.07

mengapa (tidak ke) Jakarta?

Sejak saya resign, dan memutuskan untuk pindah ke Semarang, pertanyaan yang paling sering muncul adalah: kok malah ke Semarang sih? gak ke Jakarta aja?
Dan sayapun menjawabnya tergantung siapa yang nanya. Bukan karena alasannya tidak jelas, tapi justru biar lebih dipahami penanya.

Mahasiswa Periklanan, Semarang : Mas gak tertarik ke Jakarta?
Saya jawab: Lha kalo semua ke Jakarta, yang ngurus Semarang siapa? Makanya kita harus bahu-membahu, dengan tekad baja memajukan periklanan di Semarang. (biar semangat)

Tokoh media, Semarang: Jadi serius di Semarang aja, gak ke Jakarta?
Saya jawab: Semoga saya bisa memberikan sumbangsih bagi dunia iklan khususnya di Semarang ini. Mohon dukungannya, juga doa dan restunya. (harus hormat sama orang tua)

Orang Iklan, Jakarta: Kamu coba kerja di sini aja. Coba dulu nggak papa. Di sini khan apa-apa gampang, apa-apa ada. Karir lebih cepet naek, gaji juga, klien gedhe, bisa dapat award yang lebih bergengsi, bisa terkenal, bisa keluar negeri, bisa ketemu temen kerja yang banyak banget, bisa naek busway, bisa ngadem, bisa dugem.... Kenapa sih nggak mau ke Jakarta.
Saya menjawab: Cape' deeh... (panjang banget)

Art Director, Jakarta, temen lama
: Udah... sini aja, kita bikin sendiri, kumpulin temen-temen lama. Udah bosen aku kerja sama orang...
Aku menjawab: Lha emangnya aku bukan orang? (nggak relevan)

Temen kantor, Jogja : Kok gak sekalian ke Jakarta to Boss?
Aku Jawab: Mengko adoh soko kowe, nek kowe kangen piye jal? Yen Semarang khan mung 2 jam. (biar tenang)

Teman lama, Semarang, pemilik biro desain yang sedang berkembang: Kok nggak ke Jakarta aja to Boss. Nambah-nambahi saingan wae.
Saya jawab: Sak sir to ya... (logat semarang)

Orang yang cukup berpengaruh, Semarang: Di sini ada posisi kosong, mau nggak?
Saya jawab: Nggak relevan sama topik Pak. Topiknya khan mengapa saya nggak ke Jakarta...

Temen kuliah, Semarang: kenapa sih balik Semarang, gak sekalian aja ke Jakarta, disana khan lebih banyak proyek?
Saya jawab: lha emangnya aku insinyur apaan? (lha emang insinyur khan?)

Lebih dari itu, adalah bagaimana kita memberikan warna bagi lingkungan kita. Keluarga kita, orang -orang terdekat kita, teman-teman kita, kota, bangsa kita. Atau bahkan untuk dunia ini. Mengapa tidak?
Jadi saya pikir tidak usah terlalu diperpanjang soal dimana kita tinggal, tapi harusnya dipertanyakan sejauh mana kita bisa melakukan sesuatu untuk menjadikan segala nya menjadi lebih baik.

4 comments:

cindymon said...

hahahahahaha...mas eko lucu juga, aku ampe ngakak berguling-guling =))

Anonymous said...

Kenapa semua orang pada pengen ke Jakarta?? Aku aja dah ga betah tinggal di sini. Pengen ke jogja ajah:D

Anonymous said...

luar biasa ,...
sekian lama waktu tidak bertemu ternyata tidak mengurakan kekaguman saya pada mas cipto (eko) ...
sungguh sangat bangga dan senang rasanya mas cipto mau memilih semarang sebagai hometown nya ...
...
salut, dan sekali lagi saya ikut bangga ...

Anonymous said...

NEW !!! for Jakarta City.
www.jktlinks.com

Free to make a link on our page this month!!!
You don’t have a site yet…we make it.
We offer complete package for great prices.

Best regards.
Jeffrey & Feggy
Managing Director
Jakarta links

Webshop: http://webshop.jakartalinks.com