Ramadhan
"Puasa. Saatnya menghentikan kebiasakan buruk, ide jahat, juga hal yang sia-sia lainnya. Setelah puasa, dilanjutkan... berhentinya."
Ini artist list sementara JakJazz'07, 23-25 November 2007, di Istora Senayan Jakarta. Bagi yang berminat, bisa siap-siaplah dari sekarang...
Jumat, 23 November 2007
Shionoya Satoru (Japan) Idang Rasjidi & The New Generations (Indonesia) Bela Szaloki (Hongaria) Syaharani and the Queenfireworks (Indonesia) Lewis Pragasam Asia Beat Project (Malaysia) Rieka Roeslan & Electic Messkeepers (Indonesia) Sahupala Connection (Belanda) M-Pact (Venezuela-USA) John Hondorp (Belanda)Cendy Luntungan Project (Indonesia) Luciano with Zarro (Italy-Indonesia) Dainius Pulauskas Group (Lithuania) Clorophyl + DJ (Indonesia) KulKul Band (Indonesia) Alex Sipiaguine (USA) Faisal & Co, Baby Joel (Indonesia) Blues Newz (Indonesia) Maliq & D'Essentials (Indonesia) Jazzmint Big Band (Indonesia) The Professor (Indonesia)
SPECIAL SHOW Bugz in the attic
Sabtu, 24 November 2007
Indra Lesmana-Pra Budi Dharma-Gilang Ramadhan (Indonesia) Bill Sharpe with Tetsuo Sakurai, Masato Honda, Hiroyuki Noritake (USA-Japan) Monday Michiru (USA) Jeremy Monteiro with Carmen Bradford (Singapore-USA) M-Pact (Venezuela-USA) Lou-G & Marlayne (Belanda) The Doctor (Indonesia) Beben Quartet (Indonesia)Kahitna (Indonesia) Park Drive (Indonesia) Ireng Maulana & Friends with Andien & Warna (Indonesia) John Hondorp (Belanda) Jilly Likumahua (Indonesia) Bibus (Indonesia) Glenn Frendly & Barry Likumahua Project(Indonesia) Kiboud Maulana featuring Jackie (Indonesia) Galaxy Big Band (Japan) Angelita Li with Rio Moreno Latin Combo (Hongkong-Indonesia)
SPECIAL SHOW Spyro Gyra
Minggu, 25 November 2007
Don Grusin with Carlos Rios (USA) Tompi & Groovology(Indonesia) Dainius Pulauskas Group (Lithuania) Lewis Pragasam Asia Beat Project (Malaysia) Jeremy Monteiro with Rani Singam(Singapore) Alex Sipiaguine (USA) Carmen Bradford (USA) Monday Michiru (USA) Surabaya All Stars (Indonesia) Sherly O & Absolute (Indonesia) Luciano with Zarro (Italy-Indonesia) Angelita Li with Rio Moreno Latin Combo (Hongkong-Indonesia) Elfa's Big Band & Voices (Indonesia) Jeffrey Tahalele & Friends with Bertha and Emil S. Praja (Indonesia) JakJazz All StarsIreng Maulana All StarsIdang Rasjidi & Syndicate5 Pendekar GitarBubi Chen, Ermy Kullit, Kiboud Maulana, Sue, Margie Segers & Otti Jamalus (Indonesia)
SPECIAL SHOWKool and the Gang
Ticket:
EARLY BIRD I10 September - 17 Oktober
Rp. 200.000 Daily Pass
Rp. 300.000 Daily Package(Daily Pass + Special Shows)
Rp. 750.000 JakJazz Passport(Daily Pass + Special Shows 3 hari)
EARLY BIRD II17 Oktober - 11 November
Rp. 250.000 Daily Pass
Rp. 400.000 Daily Package(Daily Pass + Special Shows)
Rp. 950.000 JakJazz Passport(Daily Pass + Special Shows 3 hari)
NORMALMulai 12 November
Rp. 300.000 Daily Pass
Rp. 500.000 Daily Package(Daily Pass + Special Shows)
Rp. 1.250.000 JakJazz Passport(Daily Pass + Special Shows 3 hari)
SPECIAL SHOW: Rp. 250.000/show
didapat dari berbagai sumber: jazzaddict.net, wartajazz.com, picture: diambil dari wartajazz.com
"I’ve made a creative team win a lion at Cannes."
Homeless and disable people are helping many advertising professionals to achieve success. Not mentioning the ones wounded in wars and the ones infected with AIDS, who are always giving a helping hand. But, isn’t it the other way around? Next time you have a brilliant idea for a starving nation, war refugees or AIDS victims ad, remember to ask yourself this: brilliant for whom?
Clube de Criação do Rio de Janeiro
www.ccrj.com.br
diambil dari : www.adsoftheworld.com
Beberapa waktu lalu, saya menyempatkan diri untuk ke Jogja, ke Awarding Nite Pinasthika 2007 di Vredeburg, selain untuk tujuan berkunjung ke kantor baru Petakumpet.
Dan begitulah, malam itu ternyata jadi malam "reuni" tanpa rencana. Greg (Manado), Roni, Ayu, Dody (Jakarta), Erwan, Indra (Jogja) bertemu dalam keakraban yang sama seperti sekian tahun yang lalu saat masih sekantor. Meski malam itu Petakumpet tidak mendapatkan award sebagai Agency of The Year Bawana Pinasthika 2007, maupun Agency of The Year Baskara Pinasthika 2007, saya tidak merasa itu bukan sebagai suatu kekalahan. Dengan kondisi yang ada waktu itu,- ketika saya resign- hingga apa yang dicapai malam itu, saya merasa itu sebuah kemenangan tersendiri. --Penghargaan yang sebesar-besarnya untuk semuanya. Salut---
Mungkin ini saat yang tepat untuk memaknai apa yang sudah di capai. Award yang sekian banyak salah satu wujud pencapaian itu, juga harus dimaknai kembali. Apakah ini tujuan sebenarnya? Apresiasi? Pengakuan? Gengsi? Kekalahan bagi yang lain? Dendam bagi yang kalah?Merebut kembali? Mempertahankan? Lepas lagi? Merebut lagi....
Bila kita menempatkan award sebagai hasil, bukan tujuan, harusnya lebih dari itu.
Jadikan apa yang kita miliki lebih berarti.
labels: personal
Sejak saya resign, dan memutuskan untuk pindah ke Semarang, pertanyaan yang paling sering muncul adalah: kok malah ke Semarang sih? gak ke Jakarta aja?
Dan sayapun menjawabnya tergantung siapa yang nanya. Bukan karena alasannya tidak jelas, tapi justru biar lebih dipahami penanya.
Mahasiswa Periklanan, Semarang : Mas gak tertarik ke Jakarta?
Saya jawab: Lha kalo semua ke Jakarta, yang ngurus Semarang siapa? Makanya kita harus bahu-membahu, dengan tekad baja memajukan periklanan di Semarang. (biar semangat)
Tokoh media, Semarang: Jadi serius di Semarang aja, gak ke Jakarta?
Saya jawab: Semoga saya bisa memberikan sumbangsih bagi dunia iklan khususnya di Semarang ini. Mohon dukungannya, juga doa dan restunya. (harus hormat sama orang tua)
Orang Iklan, Jakarta: Kamu coba kerja di sini aja. Coba dulu nggak papa. Di sini khan apa-apa gampang, apa-apa ada. Karir lebih cepet naek, gaji juga, klien gedhe, bisa dapat award yang lebih bergengsi, bisa terkenal, bisa keluar negeri, bisa ketemu temen kerja yang banyak banget, bisa naek busway, bisa ngadem, bisa dugem.... Kenapa sih nggak mau ke Jakarta.
Saya menjawab: Cape' deeh... (panjang banget)
Art Director, Jakarta, temen lama: Udah... sini aja, kita bikin sendiri, kumpulin temen-temen lama. Udah bosen aku kerja sama orang...
Aku menjawab: Lha emangnya aku bukan orang? (nggak relevan)
Temen kantor, Jogja : Kok gak sekalian ke Jakarta to Boss?
Aku Jawab: Mengko adoh soko kowe, nek kowe kangen piye jal? Yen Semarang khan mung 2 jam. (biar tenang)
Teman lama, Semarang, pemilik biro desain yang sedang berkembang: Kok nggak ke Jakarta aja to Boss. Nambah-nambahi saingan wae.
Saya jawab: Sak sir to ya... (logat semarang)
Orang yang cukup berpengaruh, Semarang: Di sini ada posisi kosong, mau nggak?
Saya jawab: Nggak relevan sama topik Pak. Topiknya khan mengapa saya nggak ke Jakarta...
Temen kuliah, Semarang: kenapa sih balik Semarang, gak sekalian aja ke Jakarta, disana khan lebih banyak proyek?
Saya jawab: lha emangnya aku insinyur apaan? (lha emang insinyur khan?)
Lebih dari itu, adalah bagaimana kita memberikan warna bagi lingkungan kita. Keluarga kita, orang -orang terdekat kita, teman-teman kita, kota, bangsa kita. Atau bahkan untuk dunia ini. Mengapa tidak?
Jadi saya pikir tidak usah terlalu diperpanjang soal dimana kita tinggal, tapi harusnya dipertanyakan sejauh mana kita bisa melakukan sesuatu untuk menjadikan segala nya menjadi lebih baik.
Pernah suatu ketika saya mengisi acara bersama Pak Bondan. Meski tidak lama (beliau ada acara dilain tempat waktu itu), cukup untuk sedikit mengetahui apa yang menjadi pemikiran beliau, juga apa yang telah beliau lakukan, yang tentu saja semakin menambah kekaguman saya kepada beliau. Juga menambah keyakinan saya untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak, dengan cara kita yakini.
labels: personal
...entahlah, jadi inget tokoh Pak Raden-nya si Unyil dulu:
".. Gimana kalo dalam rangka tujuh belasan (hehe-telat ya...), kita adakan lomba layang-layang... Nanti, biar saya jadi panitianya, juga jadi jurinya, sekalian nanti saya juga yang bikin aturannya. Saya juga akan jadi pesertanya, dan tentu saja saya pemenangnya... hahaha..."
Ah..., Pak Raden bisa aja...
labels: intermezzo
Ketika kita sedang terhanyut dalam arus sungai yang deras, segala sesuatunya tampak susah. berenang sejadinya, melawan arus, berjuang agar tidak tenggelam, berpegangan apa saja yang terraih. Tapi tak seberapa jauh, di tepian sungai kita bisa memandang lebih lengkap. Di depan ada kayu yang bisa untuk berpegangan, di tepi sana ada pusaran air, akar itu tidak kuat untuk dijadikan tumpuan, sebelah sini arusnya lebih deras, dan seterusnya.
Dan kadang demikian juga dengan hidup. Kita butuh tanah yang lebih tinggi.
labels: personal